Sebagai Manager Advocacy and Campaign, Wahyu berfokus pada kerja-kerja advokasi dan kampanye pada isu gambut serta isu-isu turunannya yang terkait, seperti karhutla, food estate, kawasan hutan, restorasi, penegakan hukum dalam kasus lingkungan, dan lain sebagainya. Alumi jurusan politik UIN Syarif Hidayatullah ini juga banyak melakukan analisis bacaan terhadap kebijakan-kebijakan terkait gambut.
Sejak keterlibatannya dalam advokasi TPST Bojong pada tahun 2004 silam, dirinya mulai mengenal isu lingkungan. Dirinya kemudian melanjutkan menggeluti isu petani dan agraria di DPP Serikat Petani Indonesia (SPI) pada tahun 2007 hingga 7 tahun setelahnya. Hal tersebut mendorongnya memahami isu lingkungan pada prespektif akar rumput. Pada awal 2014, Wahyu diamanahi sebagai ACSM Specialist (Advocacy-Communication-Social Mobilisation) pada PR TB-Aisyiyah (isu kesehatan TB-HIV program PP Aisyiyah) dengan pendekatan lebih strategis kebijakan dalam konteks advokasi, khususnya di bidang kesehatan. Segudang pengalamannya itu akhirnya mengantarkannya menjadi Manajer Kampanye Pangan, Air, dan Ekosistem Esensial Eksekutif Nasional WALHI periode 2017−2022. Di sana, ia berfokus pada gambut, lamun dan mangrove (pesisir), dan karst.
Oleh: Almi Ramadhi, Agiel Prakoso, Wahyu Perdana, Ricky Amukti, Juma Maulana, Yoga Aprillianno, Iola Abas - Tuesday, 24 September 2024
Pantau Gambut published a vulnerability of forest and land fires to the Peat Hydrological Unit (PHU) in 2023 study.
Oleh: Almi Ramadhi, Agiel Prakoso, Juma Maulana, Wahyu Perdana, Abil Salsabila, Johan Wahyu Inzar Robiya, Yoga Aprillianno, Iola Abas - Tuesday, 24 September 2024
Through the launch of the study “Dread in Wetland Bed: Corporations, Governments, and All Their Empty Peatland Restoration Commitments”, Pantau Gambut exposes many peatland restoration infrastructures that are not up to standard.
Oleh: Juma Maulana, Abil Salsabila, Agiel Prakoso, Johan Wahyu Robiya, Wahyu Perdana, Almi Ramadhi, Yoga Aprillianno, Iola Abas - Thursday, 31 October 2024
Who would have thought that much of the land designated for the Central Kalimantan Food Estate has now become overgrown with shrubs, or worse, overlapped with privately owned palm oil plantations? Through the launch of the study "Food Misery in the National Granary: A Review of the Central Kalimantan Food Estate Project After Three Years," Pantau Gambut sheds light on the murky current situation of this National Strategic Project (PSN).
Oleh: Abil Salsabila, Wahyu Perdana, Yoga Aprillianno, Iola Abas - Monday, 29 July 2024
Pantau Gambut conducted an analysis of the vision, mission, and programs of presidential and vice-presidential candidates to illustrate the track record of all their supporting parties in the 2024 presidential election contest.