Sebagai Research and Data Analyst, Almi banyak bekerja dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan merancang konsep, metode, perencanaan, dan proses analisis yang relevan dengan isu gambut dan iklim. Selain itu, pekerjaan Almi juga sering beririsan dengan departemen lainnya di Pantau Gambut untuk memastikan keluaran penelitian dan investigasi dapat disebarkan secara efektif kepada publik.
Almi adalah lulusan dari Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor. Di masa akhir kuliahnya pada tahun 2020, Almi pernah mengikuti Research Fellowship Pantau Gambut. Setelah itu, dirinya bergabung dengan lembaga riset NASA dan CIFOR sebagai asisten dalam penelitian "Assessing Sumatran Peat Vulnerability to Fire under Various Condition of ENSO Phases Using Machine Learning Approaches". Hingga pada tahun 2022, Almi bergabung dengan Pantau Gambut.
Bagi Almi yang lahir dan besar di Provinsi Riau, membuat dirinya tidak lagi ingin melihat adanya kebakaran di hutan dan lahan gambut. Karena bagi Almi, kebakaran hutan dan lahan sangat menganggu kesehatan dan aktivitas masyarakat.
Oleh: Yoga Aprillianno, Almi Ramadhi - Wednesday, 05 July 2023
In certain regions, pandan wicker holds a significant role as a lifelong companion.
Oleh: Almi Ramadhi, Agiel Prakoso, Wahyu Perdana, Ricky Amukti, Juma Maulana, Yoga Aprillianno, Iola Abas - Tuesday, 24 September 2024
Pantau Gambut published a vulnerability of forest and land fires to the Peat Hydrological Unit (PHU) in 2023 study.
Oleh: Almi Ramadhi, Agiel Prakoso, Juma Maulana, Wahyu Perdana, Abil Salsabila, Johan Wahyu Inzar Robiya, Yoga Aprillianno, Iola Abas - Tuesday, 24 September 2024
Through the launch of the study “Dread in Wetland Bed: Corporations, Governments, and All Their Empty Peatland Restoration Commitments”, Pantau Gambut exposes many peatland restoration infrastructures that are not up to standard.
Oleh: Juma Maulana, Abil Salsabila, Agiel Prakoso, Johan Wahyu Robiya, Wahyu Perdana, Almi Ramadhi, Yoga Aprillianno, Iola Abas - Thursday, 31 October 2024
Who would have thought that much of the land designated for the Central Kalimantan Food Estate has now become overgrown with shrubs, or worse, overlapped with privately owned palm oil plantations? Through the launch of the study "Food Misery in the National Granary: A Review of the Central Kalimantan Food Estate Project After Three Years," Pantau Gambut sheds light on the murky current situation of this National Strategic Project (PSN).