Chapter 1: Report After Three Years on The Food Estate Project in Central Kalimantan
By Oriz Anugerah Putra, Desti Ayunda (WRI Indonesia), Agiel Prakoso, Iola Abas[This page will be translated soon]
Pernyataan Kemenhan tersebut didapatkan melalui keterangan tertulis yang disampaikan kepada BBC News Indonesia saat Pantau Gambut bersama dengan WALHI Kalimantan Tengah dan BBC News Indonesia melakukan studi investigasi lapangan terkait dinamika yang terjadi di lokasi Food Estate Kalimantan Tengah. Pantau Gambut merilis studi lanjutan tersebut dengan judul Jilid 2: Kabar Proyek Food Estate di Kalimantan Tengah Setelah 2 Tahun Berlalu. Beberapa poin penting dari kajian ini adalah:
Tenggelamnya eskavator di tanah gambut
Ketika dilakukan pengecekan melalui citra satelit di Desa Mantai Hulu, lahan hutan seluas ±237 hektare di sekitar titik verifikasi lokasi ekstensifikasi sudah mengalami pembukaan lahan. Di lokasi yang sama, tim juga mendapati adanya alat berat eskavator yang tenggelam ke dalam tanah gambut yang ada di sekitar area ekstensifikasi karena karakteristik tanah gambut yang tidak mampu menopang berat eskavator itu sendiri.
[1] Jawaban Kementerian Pertanian Soal Masalah Proyek Food Estate - koran.tempo.co
[2] Cyanide in Cassava: A Review - gavinpublishers.com
[3] Food Estate, Lumbung Baru di Kalimantan Tengah - Indonesia.go.id
[4] Daya Dukung dan Daya Tampung Ekoregion Kalimantan - menlhk.go.id
Jika Anda membutuhkan panduan maupun konsultasi terkait dengan publikasi ini, Anda dapat menghubungi:
Wahyu A Perdana 082112395919 Campaigner Pantau Gambut
Yoga Aprillianno 081390203344 Media Campaigner Pantau Gambut
Untuk mempelajari paparan ini dengan lebih detail, Anda dapat mengakses tautan berikut: